BANTENPERSPEKTIF.COM, EROPA--- Meski rilis data ekonomi Eropa menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik namun Gubernur European Central Bank (ECB), Mario Draghi tetap memandang pesimis ekonomi Eropa ke depannya. Pandangan ini dia lihat di tengah gempuran situasi ekonomi politik Eropa yang menimbulkan ketidakstabilan.
Dilaporkan data manufaktur PMI Eropa November 2016 tumbuh dari 53,7 menjadi 54,9. Level ini merupakan yang tertinggi dalam lima setengah tahun terakhir. Disusul dengan data manufaktur PMI Jerman yang naik dari 54,3 menjadi 55,5 serta data manufaktur PMI Perancis yang juga merangkak naik dari 51,7 menjadi 53,5.
BACA JUGA :
Brexit akan beri imbas negatif ke Eropa dan UK
Padahal pekan lalu ECB baru saja memutuskan untuk memperpanjang program pelonggaran moneternya hingga Desember 2017 mendatang. Meski pada April 2017 nanti nilai stimulusnya akan dipotong namun tetap saja imbasnya buruk bagi euro.
Hal ini juga ditegaskan oleh pernyataan Draghi bahwa inflasi di Eropa masih akan lemah. Maka banjir euro di pasar masih diperlukan untuk menstabilkan roda perekonomian.
“Ketidakpastian akan timbul karena memasuki masa pemilu nasional di Eropa sebut saja di Belanda, Jerman dan Perancis. Belum lagi diskusi Brexit yang akan dimulai pada Maret 2017 turut membebani perekonomi Eropa,” tutur Chris Williamson, Markit Chief Economist seperti dikutip dari Bloomberg.
Sehingga meski data ekonomi positif, posisi euro tetap tergerus. Mengutip Bloomberg, Kamis (15/12) pukul 19.15 WIB pasangan EUR/GBP terpuruk 0,37% di level 0,8355 dan pasangan EUR/USD terkikis 1,07% di level 1,0423.
Redaksi BantenPerspektif | Diolah Dari Berbagai Sumber
0 Komentar