BANTENPERSPEKTIF.COM, LEBAK--- Bupati Lebak Iti Octavia Jayaba beserta jajarannya menghadiri Gerakan Tanam Jagung Tingkat Provinisi Banten Tahun 2017 dengan menggunakan bibit jagung Bima 19 Uri dan Bima 20 Uri di Desa Bulakan, Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak, Rabu (8/3/2017).
Iti mengaku optimis bahwa Kabupaten Lebak dapat menjadi daerah penyumbang tercapainya swasembada target nasional dimana pemerintah pusat memiliki target Upaya Khusus (UPSUS) Produksi Jagung Nasional sebesar 30.544.728 ton Pipilan Kering (PK).
Optimisme Iti didasari karena Lebak memiliki potensi lahan, jarak yang dekat dengan pabrik pakan ternak, tingkat kebutuhan jagung sebagai pangan maupun pakan serta sumberdaya manusia yaitu para petani dan kelompok tani.
Menurut Iti, target luas tanam jagung di Kabupaten Lebak sendiri pada tahun 2017 adalah 7.500 Hektar atau mencapai 25% dari target luas tanam Provinsi Banten. "Kami beryukur pemerintah pusat melalui Direktur Jendral Tanaman Pangan mengalokasikan bantuan APBN di Kabupaten Lebak seluas 4.000 Hektar, APBD Pemkab Lebak seluas 50 Hektar dan bantuan APBD Provinsi Banten seluas 5 Hektar berupa kebun percontohan atau Demplot, yang sisanya 3.445 Hektar adalah tanam jagung swadaya para petani." Ungkapnya.
Iti berharap Kabupaten Lebak selalu mendapat prioritas utama baik bantuan dari pemerintah pusat maupun provinsi mengingat potensi lahan, potensi sumberdaya manusia dan letak geografis Kabupaten Lebak dekat dengan Ibu Kota Jakarta.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid menyampaikan bahwa pencanangan gerakan tanam jagung di Banten merupakan gerakan pertama tanam jagung di pulau jawa dan pencanangan program ini merupakan pintu gerbang di banten sebagai kontribusi swasembada jagung berkualitas.
"Pada hari ini adalah momentum yang luar biasa, hari ini di lahan ini akan ditanam seluas 750 hektar tanaman jagung, dan apabila 750 hektar tanaman jagung tersebut berhasil dan panen dapat dibayangkan berapa milyar uang yang akan berputar di wilayah ini" Katanya.
Perwakilan Kementrian Pertanian RI selaku penangungjawab Upaya Khusus (UPSUS) Provinsi Banten Abdul Basit, mengatakan provinsi Banten memiliki potensi besar sebagai sentra tanaman jagung karena memiliki lahan yang kering dan luas. "Saya berharap mulai di Tahun 2017 kita stop impor jagung di mulai dari Banten ini". katanya.
REDAKSI | BANTENPERSPEKTIF.COM
FOTO | HUMAS LEBAK
0 Komentar