Breaking News

Juheni M Rois; Tak Sengaja Jadi Pengusaha Properti

TAK SENGAJA JADI PENGUSAHA--- Juheni M Rois menceritakan pengalaman dirinya dari Calon Walikota sampai menjadi Pengusaha Properti seperti sekarang ini. Ia menceritakan di depan pengurus GenPro Serang, beberapa waktu lalu.

BANTENPERSPEKTIF.COM, SERANG---Perjalanan hidup seseorang memang lebih indah jika diserahkan kepada sang pencipta itu sendiri. Alasan paling kuat adalah karena sang pencipta yaitu Allah SWT lebih tahu tentang yang terbaik bagi hamba-hambanya yang konsisten dengan AgamaNya. Perasaan inilah yang dialami oleh Ustad. H. Juheni M Rois, pengusaha properti asal Kota Serang, Propinsi Banten. Ia tidak menyangka kalau dirinya bakal menekuni bisnis di sektor properti seperti sekarang ini.

Di depan puluhan peserta Kopi Darat (Kopdar) GenPro Wilayah Banten Barat, Sabtu (28/5/2016), Juheni menceritakan pengalamannya tersebut. Ia menuturkan bahwa bisnis properti yang tengah digelutinya saat ini bermula dari ketidaksengajaanya. "Menjadi pengusaha itu sesuatu yang tidak pernah terbayang dalam impian saya, karena latarbelakang saya sepertinya tidak mendukung. Namun ternyata Allah SWT berkehendak lain," katanya.

Peristiwa ini terjadi beberapa tahun silam pasca ia mencalonkan diri kepala daerah di Kota Serang dan kalah. "Sekian lama saya hanya mondar-mandir dan mengisi ceramah Agama, sampai tiba-tiba ada orang yang datang ke saya mau menjual tanah. Dia mengira saya banyak uang karena mungkin pernah ikut pencalonan kepala daerah, ha ha ha ha. Padahal mah jelas tidak mencukupi untuk beli tanah berhektar-hektaran," kenang Ustad Juheni.

Karena tidak memiliki uang maka Ustad Juheni pun iseng-iseng menawarkan kerjasama kepada pemilik tanah. "Gimana kalau kerjasama saja," kata Juheni kepada pemilik tanah. Padahal ketika itu ia belum memiliki gambaran mau diapakan tanah tersebut, tapi sekonyong-konyon Juheni mengatakan untuk bisnis properti. 

Sang pemilik tanah pun mengiyakan tawaran tersebut. Bereskah propertinya? He he he ternyata Juheni sendiri bingung harus memulai dari mana, sebab ia sama sekali tidak memiliki modal untuk memulainya. Juheni pun mencoba mengajukan pinjaman ke salah satu bank, namun saat terjadi obrolan dengan pihak Bank latarbelakang Juheni yang tidak memiliki pengalaman bisnis properti mengharuskan Juheni pulang dengan tangan kosong. "Kalau pengalaman bangun gedung ada, tapi sekolah, ha haha. Rencana pinjaman ke bank gagal," kata Ustad Juheni.

Ia pun merenung, sebab tanah sudah ada dan perusahaan pun sudah dibentuk. Hingga suatu saat ia bertemu dengan seseorang yang akhirnya bisa membantunya. Dan proyek pertama dengan puluhan rumah cluster di Copocok Jaya, Kota Serang akhirnya sukses. Dengan bendera Griya Serang Madani (GSM) Juheni mulai menapaki dunia barunya yaitu pengusaha properti disamping kesehariannya sebagai seorang penceramah.

Sukses proyek pertama, Juheni semakin percaya diri dan ia pun mulai mengembangkan properti di daerah kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten, tepatnya di daerah SMK Prisma, Kota Serang. Usaha Juheni kembali mendapat kemudahan dari Allah SWT. Disaat melihat tanah yang akan dijual Juheni pun mendatangi rumah sang pemilik yang tak lain adalah warga keturunan China muslim.

"Saat datang kan saya pakai baju belel, pokoknya tampang kasihan deh, tampang ga mungkin kuat beli tanah, ha ha ha ha," ceritanya. Benar saja, saat pemilik tanah melihat penampilan Juheni yang ala kadarnya, Ustad Juheni seperti kurang mendapat respon bagus dari pemilik tanah. Namun selang beberapa saat pemilik tanah menerima telepon dari seseorang yang bermaksud membeli tanah juga.

"Waktu itu saya cuma mendengar kalau pemilik tanah ditelepon seseorang dan mengatakan kalau tanahnya sedang ada yang minat namanya Juheni," kata Juheni. Entah siapa yang menelepon tersebut, pasca menelon tiba-tiba sang pemiik tanah jadi segan dan justru mengajak mantan anggota Dewan ini bicara soal Agama. "Nah, kalau bicara Agama kan memang studi saya dan kesehariannya saya, atuh saya ladeni. Anehnya orang tersebut justru mengatakan kepada saya urusan tanah mah gampang, tenang saja," cerita Ustad Juheni.

Mendapat respon yang positif Juheni merasa bersyukur, tak hanya itu sang pemilik malah memberikan waktu pembayaran hingga satu tahun. "Emangnya Ustad punya duit mau beli tanah" kata Juheni menirukan pertanyaan sang pemilik tanah yang kemudian dijawabnya dengan kata tidak. "Setelah itu pemilik tanah bilang kepada saya kalau duitnya kurang, bayar selama satu tahun juga boleh," kata Juheni menirukan pemilik tanah.

Akhirnya jadilah properti GSM kedua Juheni dengan jumlah unit kurang lebih 280 unit dengan sasaran kelas menengah kebawah. "Alhamdulillah, dari situ jangan sekali-kali kita melepaskan peran Allah SWT. Jangan sombong dengan kemampuan kita, karena ternyata semua kalau tidak ada campur tangan Allah tidak mungkin terjadi. Alhamdulilah," kata Ustad Juheni.


0 Komentar

Type and hit Enter to search

Close