FOTO:TURISBANTEN. |
City Branding menjadi guide dalam tata kelola pemerintahan. Jika Brand Kota tidak jelas maka dipastikan arah pembangunan kota tersebut tidak jelas juga.
~ Karnoto ~
Kalau kita berselancar dan menengok sejumlah kota yang lebih maju dan menjadi bahan pembicaraan publik maka akan kita temukan di kota tersebut sebuah kejelasan perihal city branding. Jika mengacu pada teori Marketing Komunikasi maka kota tak ubahnya sebuah produk, dia harus memiliki brand yang jelas.
City Branding akan memudahkan sebuah kota untuk menyusun dan mengeksekusi strategi marketing kota tersebut. Kita kenal Kota Bandung dengan brand sebagai Kota Kreatif, lalu ada Banyuwangi dengan taglinenya Sunrise of Java, Pekalongan dengan branding Kota Batik Dunia. Jogjakarta baru-baru ini melakukan Re-Branding menjadi Jogja Istimewa.
Dan banyak kota-kota lain yang maju dan pasti ditemukan disana ada sebuah brand yang jelas di kota tersebut. City branding ini dipakai oleh seluruh kota di dunia. Amsterdam, Belanda misalnya, belum lama ini pun melakukan Re-Branding menjadi Iamsterdam.
Jadi, andai Aku Walikota Serang pertama kali yang akan saya lakukan adalah melakukan City Branding untuk Kota Serang. Sebab saya melihat brand Kota Serang sampai sekarang belum jelas. Wajar kalau kemudian arah pembangunannya pun tidak jelas.Ada beberapa hal terkait strategi City Branding, yaitu mengeksplor apa sesungguhnya potensi yang paling menonjol dari Kota Serang. Eksplor ini akan melibatkan dari perspektif luar dan perspektif dari internal Kota Serang sendiri. Setelah mengeksplorasi potensi yang menjadi highligt Kota Serang maka langkah selanjutnya adalah menyusun strategi marketing yang didasarkan pada hasil eksplorer tersebut.
Dalam prosesnya walikota akan melibatkan semua stakeholder, mulai dari ahli desain, pakar marketing, pakar komunikasi politik, pakar tata pemerintahan, pakar tata kelola kota, pakar sejarah, budayawan, pendidik, akademisi, mahasiswa termasuk pelaku usaha.
Tujuannya adalah agar mereka merasa memiliki Kota Serang sehingga secara alamiah mereka mau terlibat untuk memajukan Kota Serang. Ini penting agar pembangunan dan eksekusi City Brandingnya bisa melibatkan publik.
Strategi Marketing Komunikasi
Strategi ini sebetulnya banyak dipakai untuk produk komersial, namun belakangan diaplikasikan dalam pembangunan sebuah kota. Sebab secara dasar sesungguhnya sama, baik produk komersial maupun sebuah kota. Strategi ini sering dikenal Integreated Marketing Communication (komunikasi pemasaran terintegrasi).
Maksudnya dalam melakukan komunikasi pemasaran kita menggunakan seluruh tools yang ada. Ada lima bauran kalau kita mengacu pada teorinya, yaitu Advertising, Public Relation. Event, Media Planning. Jadi nantinya semua konten komunikasi pemerintah kota harus satu frekuensi yaitu sesuai dengan brand Kota Serang sehingga semua instansi akan sinergi.
Misalkan, nanti dalam eksplore ternyata Kota Serang lebih kuat perihal Kota Sejarah Islam, maka semua instansi harus terkoneksi dengan brand tersebut. Dinas Pariwisata melakukan pembenahan pada destinasi bersejarah, Dinas Pendidikan memberikan ruang khusus untuk masalah ini. Lalu Dinas Pekerjaan Umum juga memprioritas infrastruktur yang menuju ke destinasi bersejarah tersebut.
Begitupun Dinas Pemuda dan Olahraga, harus memberikan perhatian khusus perihal brand tersebut kepada para pemuda. Tak ketinggalan stakeholder di luar pemerintah juga harus mengarah kesana, mulai dari akademisi, budayawan, guru, mahasiswa, aktivis, pelajar dan pelaku usaha.
Jadi semua elemen berjalan selaras dan saling terkait sehingga brand kota akan bergaung dengan masif. Inilah yang dilakukan sejumlah kota, seperti Bandung, Banyuwangi, Pekalongan, Jogjakarata, Purwarkata dan kota-kota lainnya. Sebab, tanpa City Branding maka arah pembangunan kota tidak jelas, ngacak dan akan menyulitkan dalam aplikasi strategi pemasarannya.
PENULIS | KARNOTO
KONSULTAN BRAND | FOUNDER BANTENPERSPEKTIF
Social Footer