Breaking News

Kampanye di Sosial Media, Efekifkah?





Marketing politik adalah konsep yang diintroduksi dari penyebaran ide-ide sosial di bidang pembangunan dengan meniru cara-cara pemasaran komersial.
~ Prof.Dr.Hafied Cangara,M.Sc;2009 ~

Mengawali tulisan ini saya sodorkan data pengguna jejaring sosial facebook di Indonesia. Berdasarkan statistik dari iCrossing, perusahaan konsultan iklan di Inggris, seperti yang beritakan kompas.com,  Indonesia berada pada urutan kedua pengguna facebook dengan jumlah 35 juta pengguna. Indonesia hanya butuh 117 pengguna facebook lagi untuk mengalahkan Amerika Serikat, yang saat data ini dilansir Maret 2011 berjumlah 152 juta. 


Wajar kalau kemudian sejumlah perusahaan memanfaatkan jejaring sosial ini untuk media marketing. Gaya marketing komersial inilah yang ditiru para politisi di Indonesia termasuk di Amerika Serikat. Kesuksesan Barack Obama, Presiden AS menggalang masa dari jejaring sosial ini telah menginspirasi politisi di Indonesia. 


Ini terjadi pada pemilu  2009 lalu yang akhirnya memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden untuk kali keduanya. Meski faktor ini bukan satu-satunya yang menjadikan SBY menang, tapi teknologi ini memberikan sumbangsih besar.

  
Dalam laporannya yang berjudul Online Campaign Capres dan Wapres di majalah Mix Marketing Communication, edisi Desember 2011,  dikatakan bahwa gaya kampanye para calon presiden melalui jejaring social cukup efektif. Disebutkan bahwa SBY memiliki 14 halaman di facebook yang mengatasnamakan komunitas atau fans SBY, sedangkan Megawati hanya 6 halaman, Jusuf Kalla lebih sedikit yaitu 2 halaman.

Account Facebook SBY pun paling banyak dikunjungi dibandingkan calon lainnya. Penelusuran Mix hingga minggu ketiga Juni 2009, account Facebook SBY telah dikunjungi supporters sebanyak 315.138 supporters, diikuti Prabowo 47.746 supporters, lalu Boediono 14.639 supporters, Jusuf Kalla 13.246 supporters, Megawati 4.610 supporters dan paling sedikit Wiranto 2.263 supporters.


Memang Facebook bukan satu-satunya media yang membuat SBY menang, tapi dari fakta di atas media Facebook tidak bisa dianggap remeh pengaruhnya dalam memengaruhi pemilih khususnyafloting mass (masa mengambang). Kasus Prita Mulyasari, gerakan pengumpulan uang logam sukses dilakukan melalui Facebook. Atau gerakan reformasi di Mesir pun dipengaruhi oleh jejaring sosial ini.


Diperkirakan, marketing politik melalui media jejaring sosial akan tetap dilakukan pada setiap pemilu. Pertanyaanya, bagaimana caranya agar marketing melalui facebook ini berhasil?. Dalam teori manajemen strategi, kita diharuskan mengetahui lingkungan sebelum melakukan pemasaran apalagi promosi.


Tujuannya agar kita menembak pada tepat sasaran sesuai target yang kitan bidik. Anda perlu tahu data pengguna Facebook. Darimana? Kita bisa melakukan riset sendiri atau mengambil dari penelitan yang telah dilakukan sejumlah lembaga.


Berdasarkan hasil penelitian Icrossing, disebutkan bahwa pengguna Facebook di Indonesia usianya rata-rata 20 tahunan. "Di Inggris dan Amerika rata-rata pengguna Facebook berusia 31 tahun, namun di negara seperti India, Filipina, dan Indonesia rata-rata usia 20 tahunan," tulis Gregory Lyons seperti yang dikutip kompas.com. 


Kedua, Anda harus menyusun kata-kata yang hendak disampaikan ke publik. Kata-kata ini tidak kalah pentingnnya menentukan keberhasilan sebuah marketing produk ataupun gagasan. Bahasa harus disesuaikan dengan target pasar yang kita bidik. Komunikasi harus efektif sehingga persepsi yang ingin kita sampaikan kepada audiens bisa diterima. 



Menurut Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss di dalam buku Psikologi Sosial, karangan Jalaludin Rakhmat, komunikasi efektif menimbulkan lima hal, yaitu pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang baik dan tindakan.

Ketiga, sebaiknya komentator dari pertemanan Anda di Facebook dijawab sendiri sehingga hubungan emosionalnya akan lebih deket daripada dituliskan orang lain. Ini yang disarankan pakar marketing Indonesia Hermawan Kartajaya. Menurut Hermawan, kampanye di media online merupakan tindakan yang cerdik dan menarik pemilih. “Sebaiknya kampanye melalui Facebook dikelola sendiri, karena pemilih akan merasa lebih dekat,” kata Hermawan.


PENULIS | KARNOTO

KONSULTAN BRAND | FOUNDER BANTENPERSPEKTIF



Type and hit Enter to search

Close