Mulyati Pratiwi, Owner Cahaya 31
Modal Rp 50 Ribu Kini Jadi Juragan Fesyen Muslimah
Konsisten dan fokus adalah syarat untuk bisa mengelola bisnis terus berkembang.
~ Mulyati Pratiwi ~
Terkadang orang sering terpana dengan kesuksesan seseorang, tetapi lupa bagaimana orang tersebut meraih kesuksesannya. Itulah pengantar obrolan BantenPerspektif.Com dengan Mulyati Pratiwi, Owner Cahaya 31, sebuah butik fesyen muslimah yang cukup berhasil di Kota Serang, Propinsi Banten. Di sebuah kantor mungil Cahaya 31 di Jalan Karya Bhakti, Komplek KPKN, Bunderan, Ciceri, Kota Serang inilah Mulyati mengendalikan bisnis fesyennya yang ia rintis sejak puluhan tahun.
Ditemani sang suami, Idi Dimyati, dosen di kampus negeri di Kota Serang, Mulyati menceritakan tentang bisnisnya kepada kami. Wanita kelahiran Anyer, Kabupaten Serang ini memang tergolong ulet dalam menekuni bisnisnya. Kali pertama ia hanya bermodalkan Rp 50.000. Saat itu ia melakukan bisnis door to door, dari bazaar ke bazaar. Sekitar tahun 2000 pelaku bisnis fesyen muslim masih tergolong sepi, sehingga meski kecil-kecilan usaha alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Banten ini pelan tapi pasti merangkak naik.
"Bisnis itu harus fokus dan konsisten, terus didalami meski jatuh bangun," kata Mulyati. Apa yang disampaikan wanita berhijab ini terlihat mudah, namun sejumlah pelaku usaha justru merasa kesulitan terutama para pelaku usaha pemula. Mereka sering bergonta ganti dan menyerah dengan keadaan.
Tahun demi tahun, bisnis feysen di bawah bendera Cahaya 31 pun tumbuh subur. Jika sebelumnya hanya menyasar kampus, kini sudah merambah ke customer umum. Saat ini ada dua workshop Cahaya 31, yang pertama berada di Komplek KPKN Bunderan Ciceri, dan satunya lagi di dekat Kampus Universitas Islam Negeri Maulana Hasanudin Banten.
Kurang lebih Mulyati sudah mempekerjakan 15 orang dengan desk yang ia konsep. Dalam pengembangannya, Cahaya 31 tidak menjual satu brand tetapi beragam dengan target pasar menengah.
Strategi Marketing
Kekuatan sebuah bisnis adalah kemampuan menjual produk tersebut sehingga sampai kepada customer. Sebagai owner Mulyati sadar betul bahwa dirinya harus mampu membuat terobosan untuk marketing, apalagi di tengah teknologi informasi yang begitu masif.
Ia pun membuat sistem penjualan online dan reseller. "Jaringan membernya sebetulnya ada dan jumlahnya mencapai ribuan, tetapi kita belum kelola secara optimal," kata Idi, sang suami yang turut membantu manajerial Cahaya 31.
Memang untuk marketing dengan sosial media, Cahaya 31 saat ini baru mengandalkan strategi konvensional dan belum menggunakan marketing yang masif dengan sosial media berbayar. "Kami sedang membuat konsep database agar customer, khususnya para reseller tak perlu direpotkan dengan data stok barang tetapi cukup buka data kami secara online," katanya.
Hal ini dilakukan mengingat jumlah produk yang ada saat ini mencapai ratusan sehingga membutuhkan pengembangan agar bisa berjalan optimal. "Kalau manual kan repot juga saat pengecekan," katanya. Diujung obrolan santai, Mulyati menyampaikan pesan kepada para pelaku usaha, khususnya pemula agar fokus dan konsisten dengan bisnis yang ditekuni. "Insya Allah dengan dibantu doa, kalau dua hal diatas dilakukan bisa sukses juga," katanya.
******************
0 Komentar