Seorang entrepreneur memang dituntut kreatif dalam setiap keadaan, termasuk dalam melakukan promosi.
~ Karnoto ~
Ada dua momentum dalam waktu berdekatan sekarang ini yang menjadi trending topik di dunia maya, pertama kata Pribumi dan kasus lepas hijabnya Rina Rose. Fenomena ini cukup menyedot perhatian publik. Hampir tak ada hari dan detik tanpa yang mengupload dua bahan pembicaraan itu.
Terbaru kasus lepasnya hijab dari Rina Rose, komedian ternama tanah air. Pasca dia melepas hijabnya, dunia netizen pun ramai-ramai memberikan pandangannya masing-masing. Puanas, iya tentu. Bukan karena hijab lepasnya, tapi komentar saling bersahutan menghiasi dunia maya.
Apalagi saat Rina Rose memposting sebuah kalimat yang menurut saya tidak bijak juga, yaitu soal perilaku orang Jepang yang menurut Rina tanpa Agama mereka hidup disiplin dan bersih sehingga untuk apa berAgama.
Status Rina jelas kurang komprehensif sehingga menimbulkan sambutan negatif dari netizen. Ada yang mengupload foto hijabers Jepang sedang menyebrang di jalan sampai ada seorang netizen asal Indonesia yang sudah tinggal di Jepang lama pun memberikan sanggahan Rina.
Kali ini saya tidak akan membahas perihal kasus Rina, tapi dalam konteks lain yaitu pemasaran dan kepintaran seorang entrepreneur memanfaatkan momentum untuk melakukan promosi produk. Secara tak sengaja saya melihat ada promo hijab dengan brand Rabbani tapi mengaitkan dengan kasus Rina Rose.
Dari kalimat yang diupload di facebook dengan nama Rabbani Padang cukup elegan dan sekaligus cerdik karena konten promosi diselipkan terhadap momentum itu sehingga lebih emosional. Apa yang dilakukan Rabbani Padang tersebut sah-sah saja asalkan tidak berlebihan dan menimbulkan kontraproduktif.
Sebab promosi dengan memanfaatkan momentum yang menjadi perhatian publik tak selamanya bisa menguntungkan dan dijadikan sarana promosi. Pada kasus Jesica, terdakwa racun Mirna beberapa waktu lalu juga sempat ada yang memanfaatkannya, namun justru berujung masalah. Ada yang memanfaatkan produk kopinya diberi nama Jesica, pemberian brand ini memang sengaja terkait kasus kopi beracun tersebut.
Namun belakangan hal itu justru tidak diperbolehkan oleh pihak kepolisian. Sebetulnya brand Bawang Goreng Emak Harti yang saya luncurkan sebulan lalu pun memanfaatkan momentum pidato Anies Baswedan terkait kata Pribumi.
Kata Pribumi menjadi trending topik dan kebetulan saya punya produk Khas Brebes, Jawa Tengah sebagai daerah penghasil bawang merah terbesar di Indonesia maka saya pun memanfaatkan momentum tersebut untuk meluncurkan produk Bawang Goreng Emak Harti.
Alhamdulillah respon pasar juga bagus, bahkan Bawang Goreng Emak Harti diminati kalangan kelas menengah. Momentum memang bisa dimanfaatkan, tapi yang perlu diingat adalah sifat dari momentum itu sendiri yang akan berganti dengan momentum lain.
Untuk itu, momentum hanya kita manfaatkan untuk efek kejutan agar produk kita terbantu dalam membangun awarnness konsumen. Sedangkan untuk selanjutnya kita tetap harus menggunakan strategi pemasaran yang kontekstual dan sesuai dengan bidikan dan perilaku pasar.
Dan harus diingat perilaku pasar selalu berubah-ubah dan dinamis maka strategi marketing terutama komunikasi pemasaranya pun mesti bisa menyesuaikan dengan konteks kekinian, sehingga tidak terjadi decline atau kejenuhan konsumen.
Perihal bagaimana strategi komunikasi pemasaran, Insya Allah sudah sering saya ulas di BantenPerspekti.Com di Kolom Noto. Namun untuk membantu, saya pun membuka private strategi branding produk khusus untuk sektor industri riil. Bagi yang berminat silahkan bisa hubungai saya ke nomor WhatsApp 08179852173.
Penulis : Karnoto
Founder BantenPerspektif.Com, Brand Consultant
Bisa Dihubungi Melalui WhatsApp 08179852173
0 Komentar