Jadi Lumbung E-Commerce, Indonesia Digempur Industri Asing
BANTENPERSPEKTIF.COM, JAKARTA --- Nilai belanja online di Indonesia diperkirakan akan melonjak drastis hingga menembus angka 130 miliar dollar Amerika Serikat di tahun 2020 mendatang. Ini menjadi potensi besar bagi para pelaku bisnis online di tanah air.
Data yang dirilis Social Research and Monitroing Soclab.Com sebagaimana dirilis Marketing.Co.Id tersebut melambung tinggi jika dibandingkan tahun 2016 yang hanya 4,89 miliar dollar Amerika Serikat dengan total pembelanja 8,7 juta orang. Ini harus dimanfaatkan para pelaku usaha di tanah air.
Sayangnya, peluang besar tersebut masih belum melibatkan pengusaha lokal tanah air. Data Kementerian Komunikasi dan Informasi menyebutkan, total transaksi dari industri e-commerce mencapai Rp 200 triliun. Namun kontribusi produk lokal baru mencapai lima persen.
Belakangan online shop raksasa dari luar negeri, seperti Alibaba dan Amazon, justru datang menggembur konsumen Indonesia. Fenomena ini menimbulkan keprihatinan, padahal potensi dan kreasi lokal, terutama UKM, pun tak kalah saing dari produk online impor. Hanya saja situs online penghubung antara UKM dan konsumen di dunia maya belum banyak.
Berlatar problema tersebutlah Otenta lahir. Otenta merupakan startup e-commerce yang khusus menghadirkan produk-produk berkualitas buatan Indonesia. Produk-produk yang dipasarkan via online ini berasal dari peritel dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari berbagai kategori mulai kecantikan, busana pria dan wanita, barang-barang seni, hingga oleh-oleh khas Indonesia. Otenta digagas oleh empat kreator dari latar belakang yang berbeda, yakni Anton Liu, Syahmedi Dean, Daria Adiwibowo, dan Stevanus Setiawan.
“Saat ini kami melihat potensi pasar yang besar bagi merek-merek lokal untuk berkembang, termasuk di antaranya produk-produk UMKM. Kami ingin menciptakan tren untuk penyaluran kreativitas serta menjadi wadah yang cocok bagi wirausaha di Indonesia,” ujar Anton Liu, Founder Otenta.com.
Mantan bankir ini menjelaskan konsep Otenta adalah sharing economy yang bertujuan memotivasi mitra-mitra UKM untuk berkarya dan mempermudah pembeli menemukan berbagai produk buatan Indonesia yang berkualitas dalam satu marketplace. Untuk target konsumen, Otenta tidak membatasi secara spesifik karena pasar dari pencinta produk lokal ini sangat luas. Meski demikian, Anton mengamini bahwa persaingan e-commerce memang ketat. Menyiasati hal tersebut, Otenta, menurutnya hadir dengan keunggulan di sisi kurasi.
Setiap produk yang terpajang di etalase Otenta dijamin 100% lokal dan telah melalui proses kurasi oleh tenaga ahli di bidang fashion, desain, kuliner, dan interior. Anton pun menjamin kualitas produk yang ditawarkan di Otenta adalah yang terbaik. Sejauh ini, setidaknya terdapat 120 merek asli Indonesia dari 9 kategori dengan kurang lebih 3.000 ragam jenis produk (SKU). Sekitar 60% dari produk-produk tersebut berasal dari kemitraan Otenta dengan wirausaha UMKM di Indonesia. Beberapa produk unggulan di antaranya adalah Tenun Bang Koko, Batik Etcetera, Sambal Bu Rudy, serta fashion rancangan Mel Ahyar.
Menariknya, upaya mempromosikan ini juga dilakukan Otenta secara offline. Beberapa partner pun diajak kerja sama untuk menjadi etalase offline dari produk-produk UKM, misalnya maskapai Sriwijaya Air. Otenta menghadirkan produk UKM mitranya sebagai bagian dari penjualan barang cendera mata inflight di Sriwijaya Air. Hal serupa juga dilakukan di Apotek Roxy, Indonesia Flight, Eye Soccer, Panorama Tours, dan White Horse Group. Menyinggung soal pendanaan, Anton mengaku proyek besarnya ini menerima pendanaan tahap awal dari angel investor dengan nilai yang tidak disebutkan.
“Kami mulai membentuk Otenta sejak Oktober 2016 dan sudah live pada bulan lalu. Kami juga sudah mendapat angel investor pada 7 Agustus lalu. Dana yang didapat akan didedikasikan untuk pengembangan produk jadi lebih matang, termasuk meluncurkan aplikasi,” terang Anton.
Dana yang didapat tersebut akan digunakan untuk mengembangkan aplikasi Otenta yang rencananya akan diluncurkan pada Maret 2018 untuk versi Android, sedangkan versi iOS pada tiga bulan sesudahnya. Sementara ini, Otenta baru bisa diakses via situs melalui desktop dan mobile sejak pertama kali live pada Juni 2017. Ke depannya, Anton mengaku akan fokus memproyeksikan diri meraih funding dari venture capital yakni dengan kekuatan strategi bisnis, fokus pada produk UKM lokal, serta menambah jumlah kerja sama dengan 20–30 bank.
Penulis: Angelina Merlyana Ladjar
Sumber: Marketing.Co.Id
Diedit: Karnoto
0 Komentar