Tanpa city branding maka pembangunan sebuah daerah tidak akan tersistematis. Sebab city branding menjadi semacam kompas bagi daerah tersebut.
*Penulis : Karnoto
Tulisan ini mungkin terlalu dini jika dikaitkan dengan wacana pembentukan Kabupaten Serang Barat, namun tak ada salahnya ini menjadi pendukung wacana tersebut sebagai kontribusi pemikiran, siapa tahu Kabupaten Serang Barat benar-benar terbentuk nantinya. Saya ingin mengulas dalam konteks brand untuk Kabupaten Serang Barat.
Dalam visualisasi saya city branding Kabupaten Serang Barat justru nantinya akan lebih jelas, yaitu sebagai City Tour atau Kota Wisata. Sebab potensi Serang Barat yang paling menonjol adalah wisata diantara potensi lainnya.
Ada Kawasan Anyer dan Cinangka sebagai wisata pantai, ada Kecamatan Mancak dengan wisata Rawa Danaunya, ada Waringin Kurung yang bisa dikembangkan menjadi Wisata Agrobisnis termasuk Bojonegara yang bisa dikembangkan menjadi Wisata Industri.
Beberapa negara seperti Singapura menjadi maju hanya dengan mengandalkan sektor wisatanya. Sebab wisata memiliki efek multiplayer yang bisa mendongkrak perekonomian masyarakat.
Kurang lebih 10 tahun saya bertugas di Kabupaten Serang dan mengelilingi sudut-sudut perdesaan, mulai dari Cinangka, Anyer, Waringinkurung, Mancak, Bojonegara saya melihat sektor wisatalah yang paling menonjol.
Di bagian selatan timur ada Kecamatan Padarincang, daerah ini juga terkoneksi dengan Rawa Danau di Mancak dan terdapat pemandangan alam. Dan saya yakin masih banyak potensi yang terpendam di Serang Barat.
Sebetulnya sudah mulai muncul destinasi baru di Serang Barat, seperti Punjak Gunung Pillar dan di Gunung Pinang. Hanya saja strategi komunikasi pemasarannya belum terintegrasi satu sama lain. Beberapa daerah yang sebetulnya minim potensi wisata tapi karena sudah menggunakan konsep Integreated Marketing Communication (IMC) dalam pemasarannya maka hebohnya luar biasa, seperti Kabupaten Purwakarta dengan membangun Taman Air Mancur Sri Baduga.
Memang selain Kawasan Wisata Pantai Anyer, wisata di Serang Barat belum booming seperti daerah lain karena sepengetahuan saya belum ada upaya untuk city branding Serang Barat. Jika brand City Tour sudah menjadi brand Serang Barat akan lebih mudah untuk melakukan strategi marketing communicationnya.
Strategi komunikasi pemasaran inilah yang kemudian bisa memboomingkan brand tersebut. Inilah yang dilakukan sejumlah daerah di Indonesia. Dalam teori brand, pasca kita menetapkan brand langkah selanjutnya adalah melakukan strategi komunikasi pemasarannya.
Ada beberapa tools komunikasi pemasaran, yaitu advertising, media planning, public relation dan event. Tools ini harus satu suara dengan brand yang telah disepakati, tidak boleh saling berlawanan. Jika nantinya Kabupaten Serang Barat memiliki brand "City Tour", highligh inilah yang mesti dilakukan branding untuk kemudian dilanjutkan dengan activity brandingnya.
City branding menjadi hal penting di tengah kompetisi daerah yang saat ini cukup kompetitif. Daerah tak bisa mengandalkan teori pemerintahan semata, tetapi harus dipadukan dengan konsep entrepreneurship.
Entrepreneurship dalam pemerintahan bukanlah pemerintah mengambil keuntungan bentuk materi dalam menjalankan pemerintahannya, tetapi lebih kepada ruh pengelolaannya karena selama ini masih menggunakan "ruh" birokrasi padahal daerah lain sudah mengubahnya dan terbukti ampuh memajukan daerahnya.
Dan salah satunya adalah konsep city branding. Jika teori brand beberapa tahun silam hanya dipakai untuk produk komersial, kini konsep brand dipakai untuk berbagai kebutuhan, mulai dari pengelolaan lembaga sosial, lembaga kemanusiaan termasuk dalam pemerintahan dan sejumlah daerah sudah bisa mengaplikasikan teori ini sehingga daerahnya maju.
Sebut saja Banyuwangi dengan brand Sunrise of Java, Kota Bandung "Everlasting Beauty", Jogjakarta dengan brand "Istimewa", Pekalongan "Words City of Batik", Kota Semarang "Variety of Culture" lalu ada Kota Surabaya "Sparkling Surabaya" disusul Solo dengan brand "Spirit of Java".
Ibarat produk, ada ratusan produk dalam konteks ini ratusan daerah di Indonesia. Setiap daerah pasti memiliki keunggulan masing-masing dan keunggulan itulah yang kemudian dibranding. Ketika Kabupaten Serang Barat dibranding sebagai Kota Wisata bukan berarti masalah lain tidak digarap, sama sekali tidak!
City Brand dimaksudkan agar daerah kita memiliki identitas yang jelas dan identitas inilah yang kita jual ke luar sehingga orang dari luar mau berkunjung. City branding juga memudahkan pengelolaan daerah sehingga benefit dari pengeluaran anggaran bisa tampak jelas oleh masyarakat.
Misal, andaikan nanti benar-benar Kabupaten Serang menjadi Kota Wisata maka semua stakeholder satu suara baik di instansi pemerintah, pesantren, sekolah, lembaga swadaya masyarakat, mahasiswa dan pelajar.
Contoh riilnya adalah Dinas Pariwisata harus mengelola konsep marketing komunikasi yang baik sesuai dengan city brand destinasi wisata, Dinas Pemuda dan Olahraga juga andil dalam bentuk memberikan pelatihan agar generasi muda sadar tentang wisata.
Lalu Dinas Pertanian pun memberikan penyuluhan soal wisata pada destinasi Wisata Agrobisnis. Dinas Lingkungan Hidup pun demikian, memantau agar tidak ada pencemaran lingkungan pada destinasi wisata yang ada serta memberikan penyuluhan soal lingkungan.
Sementara elemen masyarakat di luar pemerintahan juga memberikan kontribusi terhadap brand tersebut dengan caranya masing-masing. Misal, pelaku industri wisata terlibat dalam memberikan edukasi pentingnya sadar wisata kepada masyarakat dan membuat paket-paket sesuai dengan brand di Serang Barat.
Begitupun tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda dan elemen masyarakat lainnya. Jadi, city branding Kabupaten Serang Barat sebagai Kota Wisata menjadi kesadaran kolektif diantara stakeholder, tidak berjalan masing-masing. Saling terkoneksi meski memiliki peran yang berbeda.
City branding ini harus jauh-jauh hari terkonsep sebelum pemerintahan berjalan agar sejak awal tidak terjadi kesalahan fatal dalam melakukan tata ruang kota dan wilayah. Hal ini penting agar di masa mendatang tidak ada penyesalan dalam proses pembangunan. Sebab jika sudah berjalan lalu ada kekeliruan dan itu sudah menjadi kebijakan maka akan sulit menteralisir apalagi melakukan pembenahan.
Bahkan city branding itu bisa mulai disosialisasika saat ini agar jika nanti benar-benar terwujud menjadi Kabupaten Serang Barat sudah bisa langsung action, karena sudah terkondisikan jauh-jauh hari. Saya meyakini kalau city branding Serang Barat jelas maka daerah ini akan lebih mudah lari dan lebih maju.
Tulisan ini hanya sebagai urun pemikiran untuk wacana yang sekarang berkembang yaitu pembentukan Kabupaten Serang Barat. Terus terang saya setuju dengan pemekaran ini, karena Kabupaten Serang terlalu luas dari ujung ke ujung, sementara di tengah-tengah diapit oleh Kota Serang yang sudah ada perubahan karakter masyarakatnya karena sudah menjadi ibukota propinsi.
Meski tidak berdampak langsung, tapi warna antara Kabupaten Serang dan Kota Serang masih sama padahal kondisi demografis, psikografis dan gaya hidupnya sudah berbeda. Semoga tulisan ini ada manfaatnya.
Penulis adalah
Founder BantenPerspektif.Com
Consultant Brand
Social Footer