Tagline personal merupakan ruh dan gambaran umum personal brand seseorang baik yang sudah dilakukan, sedang dilakukan maupun yang akan dilakukan
Dalam tools branding ada yang disebut dengan tagline. Tagline ini menjadi ruh seserang yang akan melakukan personal branding. Seperti pada tulisan beberapa hari lalu, sebagian orang masih keliru soal personal branding. Personal branding dianggap merekayasa kepribadian, padahal bukanlah itu.
Namun pada tulisan ini saya akan lebih fokus pada tagline personal. Tagline itu menjadi visualisasi menyeluruh bagi seseorang yang ingin melakukan personal branding. Karena tagline merupakan bagian dari activity branding.
Sekali lagi itu hanya bagian dari tool dalam activity branding, masih banyak tools lain yang harus terintegrasi dalam urusan personal branding, diantaranya advertising komunikasi visual, event, direct selling termasuk media planning.
Disinilah sebagian orang salah mengartikan soal personal branding. Sebagian menganggap kalau sudah membuat desain banner, spanduk dengan indah sudah menganggap personal brandingnya sukses. Padahal branding merupakan sebuah proses dan sekali lagi bukan rekayasa kepribadian.
Membuat tagline gampang - gampang susah, karena kita harus membuat satu atau dua kata yang bisa menggambarkan kepribadian seseorang tersebut. Atau paling tidak menggambarkan apa yang mau dilakukan seseorang itu.
Dalam catatan saya, beberapa tokoh Banten terutama politisi memang sudah melaunching tagline personal. Beberapa diantaranya Masrori dengan tagline Hidup Adalah Peradaban. Politisi Partai Amanat Nasional menyampaikan jika ide tersebut muncul dari sejarah di Banten sejak zaman kesultanan.
Selain Masrori ada namalainnya yaitu Ade Hidayat, politisi Gerindra ini mengusung tagline personal AHI Bersama Kita. Meski belum dilakukan secara masif, namun tagline ini sering disampaikan anggota DPRD Provinsi Banten ini.
Sementara pada tokoh perempuan di Banten ada nama Yemmelia, Ketua Yemmelia Foundation ini juga meluncurkan tagline Semangat Mengabdi. Ide ini muncul karena melihat realitas sosial dimana masih banyak persoalan sosial masyarakat, terutama masalah ekonomi.
"Itulah kenapa saya mendirikan Yemmelia Foundation, karena semangat pengabdian itu yang mendorong saya untuk bisa berperan lebih aktif dalam mengubah kondisi sosial masyarakat," kata wanita yang dicalonkan PKS menjadi Caleg DPR RI dari Banten dua ini.
Penulis : Karnoto
Founder BrandingSchool
0 Komentar