BANTENPERSPEKTIF.COM, KOTA SERANG --- Pengguna internet Indonesia saat ini menembus angka 143 juta jiwa dari total penduduk sebanyak 263 juta. Artinya sudah 50 persen lebih penduduk Indonesia menggunakan internet.
Demikian dikatakan Ibnu D Cahyi, Ketua Masyarakat Internet Sehat saat memberikan KulWap (Kuliah di WhatsApp) di Branding School, Selasa (6/3/2018) siang. Menurut peneliti dari CISSRec ini, sayangnya potensi besar tersebut masih menjadi sasaran target pasar perusahaan asing.
Mereka telah menanamkan investasinya dibidang bisnis online dengan jumlah yang luar biasa. "Jadi bonus demografis dan banyaknya pengguna internet Indonesia ternyata belum dinikmati orang Indonesia, karena justru perusahaan asing yang menguasai pasar tersebut," kata Cahyo.
Cahyo mencontohkan sejumlah perusahaan asing yan gmasuk ke Indonesia, diantaranya Alibaba yang mencaplok lazada, lalu investasi ke tokopedia. Dan paling baru Google Astra dan Jarum total invest 36 triliun ke GoJek.
"Fenomena ini harus disadari dgn baik oleh pemerintah, dunia usaha lokal dan masyarakat. Sebab dalam jangka panjang kebutuhan kita akan disupplai melalui internet. Perputarakan uang ada di sana (internet -red). Artinya akan ada persaingan budaya, politik dan ekonomi di internet," kata Cahyo.
Masih menurut Cahyo, data terbaru dari We Are Social, rata - rata orang Indonesia memakai internet adalah 8 jam 52 menit. Artinya lebih dari 1/3 per hari orang menghabiskan waktunya di internet. Pada 2014 rata - rata pemakaian jnternet harian orang Indonesia hanya 5 jam per hari.
Dan naik saat ini dari 5 jam per hari menjadi hampir 9 jam per hati. Sebagian besar menggunakan internet untuk keperluan chatting dan media sosial. "Artinya bila kita seorang politisi atau seorang pebisnis, jualan kita harus masuk efektif di platform medsos dan instant messaging," terang Cahyo.
Menguti riset Nielsen pada 2014, Cahyo menerangkan bahwa orang sebelum
menentukan pilihan brand (juga pilihan politik) selalu meminta rekomendasi dari orang terdekat
"Orang terdekat yang kita minta rekomendasi akan mencari info dari mana? Dri mana lagi kalau bukan dari sosial media," kata Cahyo.
Sumber : KulWap Branding School
Editor : Karnoto
Foto : Doc. Pribadi
0 Komentar