BANTENPERSPEKTIF.COM, JAKARTA - Mantan Komisioner KPU, Chusnul Mar'iyah menceramahi Komisioner KPU RI pada acara Indonesia Lawyers Club di TVOne, Selasa (8/12/2018) malam.
"KPU itu melayani siapa? Bukan melayani pasangan calon, tapi melayani rakyat," kata Chusnul. Dosen UI ini menjelaskan, debat adalah pertarungan derajat untuk menunjukan kepada rakyat. "Kalau tidak ada tarung derajat untuk apa Pemilu," katanya.
Jadi, kata dia, netralitas KPU semakin dipertanyakan oleh publik. Ia mencontohkan kasus isu adanya tujuh kontainer kertas suara yang dicoblos bahwa itu bukan tugas KPU, tapi tugas Bawaslu. "Jadi debat itu dibutuhkan. Ini kita mau memilih pemimpin negara terbesar ketiga di dunia, negara muslim terbesar di dunia. Masa untuk debat Presiden saja ga berani," katanya.
Dan KPUnya, kata dia, jangan menyunahkan penyelenggaraan debat karena itu sudah diatur dalam aturan. "Jangan kemudian kita yang mengkritik KPU dianggap mendelegitimasi KPU. Janganlah, biaya KPU itu besar. KPU menurut saya harus bikin debat," katanya.
Sementara itu, Komisioner KPU pun menjawab kritik Chusnul. Menurutnya, KPU memang akan menyelenggarakan debat sebanyak lima kali. "KPU memang sudah menyiapkan debat," katanya. Menurutnya, KPU juga memiliki tugas melayani rakyat untuk mendapatkan informasi yang benar soal Pemilu 2019.
"Soal independensi, KPU tidak tunduk kepada pasangan 01 maupun 02," katanya. Bahkan, kata dia, KPU juga telah membuktikan kinerja dengan sebaik - baiknya. "Soal anggaran Rp 20 triliun juga akan kami gunakan sebaik - baiknya," katanya. (ILC/KNT)
0 Komentar