Personal brand seseorang akan mengalami ujian, apalagi personal brand seorang politisi, itu keniscayaan. Disinilah kemampuan seseorang menjaga personal brand dari dobrakan akan teruji.
~ Karnoto ~
Ngomongin Anies Baswedan, Gubernur Jakarta tidak ada habis - habisnya karena memang proses dia menjadi seorang gubernur melalui peristiwa diluar kebiasaan gubernur sebelumnya. Ada peristiwa dramatik yang luar biasa terjadi ketika itu, mulai dari kasus Ahok dan Aksi 212. Tapi pada kesempatan ini saya tidak akan membahas peristiwa itu, melainkan cara Anies mempertahankan personal brand dari dobrakan para hatters dan orang - orang yang tidak suka.
Beberapa kali personal brand Anies sebagai seorang tokoh yang tenang, cerdas dan hamble berupaya didobrak - dobrak dengan sejumlah isu, mulai dari pot bunga, trotoar, jembatan hingga reklamasi. Dan harus saya katakan terus terang bahwa Anies sejauh ini mampu mempertahankan personal brand tersebut meksi didobrak berulangkali.
Menurut saya ini tidak mudah apalagi dia cukup lama menjadi kepala daerah "jomblo" pasca Sandiaga Uno mengundurkan diri sebagai Wakil Gubernur Jakarta karena harus maju sebagai calon Wakil Presiden Indonesia.
Cara Anies menghadapi ujian personal brandnya juga tergolong "cantik" dan jeli memilih waktu yang tepat. Andaikan Anies tidak memiliki keterampilan menjaga personal brandnya saya meyakini akan ada pergeseran dan ini sering terjadi.
Seperti misalkan, ada seorang politisi yang kuat dengan personal brand sederhana dan santai, tapi setelah didobrak berulangkali personal brandnya bergeser menjadi "liar" sehingga secara personal brandnya pun mulai kabur.
Tapi Anies Baswedan mampu mempertahankan personal brandnya sampai sekarang dan menurut saya kelebihan Anies. Seperti yang sampaikan di atas bahwa personal brand seseorang akan diuji dengan beragam peristiwa, apakah itu dibuat sengaja atau peristiwa alamiah.
Misal, ada seseorang yang memiliki personal brand religius maka dia akan menghadapi sesuatu yang kontra dengan personal brand itu,bisa karena isu poligami, moralitas dan lainnya. dan terpaksa dia harus melakukan re-branding personal.
Anies Baswedan dipaksa keluar dari personal brandnya oleh pihak luar. Pihak luar ini bisa orang yang tidak suka, musuh politik dan mereka yang punya dendam politik. Dan Anies tahu itu sehingga ia pun sudah pasang kuda - kuda untuk menghalau dobrakan terhadap personal brandnya.
Dalam praktiknya tidak mudah menjaga personal brand sehingga dibutuhkan perawatan yang memadai dari ting teng selain kesadaran pribadi orang itu. Dua elemen ini dimiliki Anies Baswedan, secara personal dia sadar bahwa personal brandnya akan diuji kedua dia memiliki tim yang mampu memberikan input positif bagi ketahanan personal brand Anies.
#CatatanKarnoto
Founder BantenPerspektif
Eks.Jurnalis Radar Banten dan Majalah Warta Ekonomi Jakarta
Pernah Studi Ilmu Marketing Communication Advertising di Univ.Mercu Buana Jakarta.
Juara 3 Lomba Menulis Nasional "Wiranto Mendengar" Tahun 2009
0 Komentar