Foto/TribunTimur |
Pedagang kaki lima kini memiliki teman istimewa dan ini sejatinya menambah kepercayaan diri mereka.
Setiap musibah pasti ada hikmah, statement filosofis ini benar adanya kalau kita melihat fenomena pandemi Covid -19 yang terjadi sekarang ini. Sisi lain kita merasa prihatin dengan banyaknya korban dan efek domino terhadap ekonomi yang membuat kepala klieng -klieng.
Namun kita harus menerima kenyataan bahwa ini terjadi. Jika tidak maka beban kita akan semakin berat, kepala mubeng dan menjadi lesu. Pandemi Covid -19 memang pukulannya lebih keras dan "menyiksa" karena seperti membunuh denyut ekonomi secara perlahan -lahan.
Ini berbeda dengan krisis ditahun 1997silam, sekali hantam tetapi sekejap dan membuat kita segera bangkit.Tapi pandemi Covid - 19, seperti "predator" yang membunuh perlahan - lahan perekonomian.
Tapi sekali lagi kita harus menerima kenyataan bahwa inilah faktanya. Sekarang kita harus bangkit dan mencoba terus agar bisa berdiri meski dengan tenaga sisa. Apa yang dilakukan manajemen Pizza Hut Indonesia menjadi pelajaran berharga.
Mereka tidak mau larut dalam kesedihan dan putus asa menghadapi pandemi Covid - 19. Aksi turun ke jalan yang dilakukan Pizza Hut bisa dipetik pelajarannya untuk kita semua, khususnya para pelaku usaha sektor riil.
Paling tidak para pelaku UMKM dan kaki lima yang sebelumnya merasa self confidence (percaya dirinya) kurang kini menjadi lebih pede karena memiliki teman raksasa yang istimewa disektor makanan siap saji.
Melihat aksi turun ke jalan yang dilakukan Pizza Hut jangan dilihat sisi rasionalnya semata, tetapi juga kita bisa melihat sisi psikologisnya. Anda bayangkan, sekelas Pizza Hut mau turun ke jalan bersama kaki lima, ini tidaklah mudah.
Selesaikah Pizza Hut menutup omsetnya yang terjun bebas dengan melakukan aksi turun ke jalan? Ternyata tidak juga. Hal ini diakui oleh pimpinan perusahaan Pizza Hut Indonesia bahwa penjualannya masih jauh dari kondisi normal.
Mereka seperti dipukul berkali kali tetapi tidak sampai mati, tentu ini terasa lebih perih dan menyakitkan. Dan ini dirasakan oleh semuanya bukan hanya Pizza Hut. Pelajaran berikutnya adalah pandemi Covid - 19 seperti ujian bagi para entrepreneurship.
Mereka digojlok mentalnya, mampukah bertahan dengan pukulan pelan tetapi mematikan ini? Dan bukankah entrepreneur itu adalah mental? Bukan sekadar berdagang tapi urusannya dengan mental.
Kalau berjualan atau berdagang siapapun bisa melakukan, tetapi jiwa entrepeneur itu tidak semua memiliki. Nah, pandemi inilah semacam uji kelayakan bagi para entrepreneurship. Pizza Hut jelas telah menunjukan jiwa entrepreneushipnya dengan melakukan aksi turun ke jalan.
Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari pandemi Covid - 19, percayalah selalu ada kebaikan dalam setiap musibah. Filosofi ini sebenarnya datang dari Al Qur;an maka sejatinya umat Muslim menjiwai filosofi hidup ini. Entreprenuer Muslim harus jauh lebih kuat karena memiliki filosofi ini.
Karnoto
- Pernah Studi Ilmu Marketing Communication Advertising di Univ. Mercu Buana, Jakarta
- Founder MahartiNetworking [ BantenPerspektif, MahartiBrand]
- Mantan Jurnalis Radar Banten dan Majalah Warta Ekonomi Jakarta.
0 Komentar