Namanya sih sering saya dengar cuma karena saya belum punya kepentingan dengannya jadi saya tidak begitu sense. Dan diacara itulah saya bertatap muka dengannya, berbicara meski beberapa menit.
"Mas minta tolong fotoin dong saya," pinta Kingkin Anida kepada saya yang memang membawa kamera ketika itu. Ketika itu Kingkin Anida memakai setelah jas wanita perpaduan tiga warna putih, hitam dan kuning.
Saya pun menyanggupi permintaanya untuk mengambil foto Kingkin Anida. Lagian masa permintaan ibu - ibu ditolak, bisa kuwalat saya nanti, ha ha ha ha.
Kingkin Anida sebenarnya tipe perempuan yang sadar kamera dan bisa berpose sehingga saya pun tidak perlu repot - repot untuk mengarahkan dia seperti yang lainnya. Jeprat, jepret , jeprat, jepret, jadilah saya mengambil foto wanita ini.
Setelah selesai foto - foto dadakan, dia pun minta melihat hasil jepretan saya, dia ga tahu kalau saya dulu pernah diajarin foto jurnalis (sombong amat Lo. Ha ha ha).
Wanita yang juga juru dakwah ini pun melihat jepretan saya dan meminta dikirim hasilnya. Selesai foto - foto Kingkin Anida pamitan untuk kembali masuk ke ruangan untuk mengikuti acara selanjutnya dan saya juga santai - santai sembari melihat sekeliling hotel.
"Makasih ya Mas, eh nanti dikirim ya fotonya," pinta Kingkin Anida kepada saya dan langsung saya jawab siap Bu.
Meski hanya beberapa menit, tapi dari intontasi suaranya, gaya berjalannya Kingkin Anida memang wanita lemah lembut. Suaranya ga berisik apalagi cerewet, padahal dia setiap hari bicara di depan publik.
Kingkin Anida juga tipe wanita yang tenang, tetapi fikirannya bergerak. Mungkin orang yang tidak pernah bertemu atau mengenalnya akan mengira kalau dia wanita lembek karena memang gaya berjalannya tenang.
Sampai suatu malam saya iseng - iseng buka berita nasional dan kaget juga ada headline Kingkin Anida ditetapkan menjadi tersangka. Sebelum membaca berita lengkapnya fikiran saya bertanya - tanya, kasus apa ya?
Saya langsung membaca berita itu dan ternyata Kingkin Anida terkena kasus penyebaran hoax terkait UU Cipta Kerja. Saya pun searching ingin tahu lebih detail dari berbagai sumber, mulai dari media mainstream, sosial media sampai kesejumlah orang yang saya kenal coba saya tanyakan.
Kronologinya seperti apa silahkan baca link berita ini http://www.bantenperspektif.com/2020/10/kronologi-kasus-kinkin-anida-sampai.html
Dari sekian penelusuran itu akhirnya saya pun menjadi tahu meski tidak dari Kingkin Anida langsung. Beberapa hari berikutnya sampai sekarang banyak foto dan cerita tentang Kingkin Anida, termasuk saya yang mencoba menulis kenangan bersamanya meski hanya beberapa menit bertatap muka.
Publik pun menanyakan keadilan perlakuan terhadap Kingkin Anida. Perasaan cemburu bukan hanya karena hukuman terhadap Kingkin Anida, tetapi pada kasus yang sama dan terjadi beberapa kali ada kesan perlakuan yang berbeda.
Kalau memang kasus Kingkin Anida itu salah proseslah, tetapi kasus - kasus hoax yang terjadi khususnya mereka yang merupakan pendukung penguasa juga harus diproses. Ini penting supaya rasa keadilan bisa dinikmati seluruh rakyat Indonesia.
Diujung tulisan ini saya ingin menuliskam apa yang saya yakini, yaitu kepercayaan saya bahwa kingkin Anida akan menghadapi ini semua dengan tenang karena itu karakter kuat yang dimiliki Kingkin Anida. Berat, kaget dan tidak terfikirkan sebelumnya mungkin itu menyelinap, tapi dia teruji wanita yang tenang.
Saya percaya itu meski saya mengenal dan bertatap muka hanya lima menit dengan Kingkin Anida. Kebetulan saya belajar ilmu komunikasi jadi paling tidak terbiasa menangkap simbol - simbol yang dilihat, termasuk simbol yang melekat pada Kingkin Anida.
Simbol bicaranya, simbol cara jalannya sampai pada kesimpulan bahwa dia memang sosok wanita yang tenang dalam situasi apapun. Optimis Kingkin Anida, mungkin ini cara Allah menguji ketajaman fikirmu dan ketenanganmu.
Apalagi Kingkin Anida yakin bahwa dirinya juga korbam hoax dan bukan tindak kriminal, bukan asusila, bukan juga penjahat apalagi koruptor. Percayalah pasti dia bisa melewatinya dengan senyum dan tanpa hilang kewibawaanya.
Karnoto
0 Komentar