Breaking News

Di Depan Ratusan Pemuda KNPI, Jazuli Bicara Perubahan

HUT SUMPAH PEMUDA - Ahmad Jazuli Abdillah saat pidato di depan ratusan pemuda KNPI Provinsi Banten pada acara peringatan HUT Sumpah Pemuda ke 92 di gedung DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Banten, 28 Oktober 2020. Foto/KNPI

BANTENPERSPEKTIF.COM, KEPEMUDAAN - Di era teknologi informasi yang dahsyat ini pemuda harus responsif terhadap realitas kehidupan yang terjadi serba cepat. Dampak digitalisasi bukan hanya pada pola komunikasi, tapi juga pada mindset, perilaku manusia dan gaya hidupnya. 

Bila tidak mampu beradaptasi dengan suasana baru, maka pemuda akan tergilas. Slogan-slogan sebagai agen perubahan (agen of social change), penerus estafet pemimpin, pelopor perubahan, pendobrak status quo, penggagas kemerdekaan, pemilik masa depan dan lainnya hanya sebatas slogan tanpa nilai. Perubahan dimulai dari cara berpikir atau paradigma, hindari hal-hal yang simbolis dan formalistik. 

Demikian disampaikan Ahmad Jazuli Abdillah, anggota DPRD Provinsi Banten dari Fraksi Partai Demokrat saat pidato pada peringatan HUT Sumpah Pemuda ke 92 di gedung DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Banten, 28 Oktober 2020.

Di hadapan ratusan pemuda perwakilan KNPI, OKP dan Ormas Pemuda Se-Provinsi Banten orang dekat Gubernur Banten ini mengatakan bahwa situasi sudah berubah, tantangan mengepung, permasalahan datang silih berganti, jangan mimpi bisa melakukan perubahan bila paradigma tidak berubah.

"Jangan harap bisa berdayakan masyarakat bila pemudanya tidak berdaya, juga bagaimana memberi solusi sedangkan pemuda masih menjadi bagian dari permasalahan itu sendiri. Masih banyak yang menganggur, malas, sering mengeluh, tidak disiplin, kering ide, miskin gagasan, malas berkarya," tegas aktivis Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia ini. 

Disinilah, kata Jazuli, KNPI sebagai wadah berhimpun kaum muda harus hadir menjadi solusi. Nah, momentum sumpah pemuda ini menjadi trigger dan menggairahkan energi kaum muda agar lebih inovatif dalam berkarya. 

SumberFoto/AhmadJazuliAbdillah

Berorganisasi jangan seperti kerumunan atau crowd, terlebih KNPI saya ibaratkan taman bunga yang memiliki banyak warna dan ragamnya, berdasarkan corak dan karakter organisasi masing-masing, yang semua pimpinan OKP tersebut secara ex-officio menjadi Majelis Pemuda Indonesia (MPI), disinilah keunikan dan keunggulan KNPI. 

"Sekali lagi perubahan akan terjadi bila dimulai mengubah paradigma berpikir dan gerakan," ujar mantan Staf Ahli Gubernur Wahidin Halim ini. Dalam kesempatan itu, Jazuli sempat menceritakan kronologis perjalanan sejarah terbentuknya KNPI di Provinsi Banten seiring dengan resminya Banten menjadi Provinsi. 

"Saya sangat khatam kronologis pembentukan KNPI tingkat provinsi karena saya menjadi pelaku yang tidak terpisahkan dari sejarahnya. Saya jubir pada musda terakhir KNPI Jawa Barat tahun 2001 mewakili keresidenan Banten saat itu yang minta rekomendasi agar berpisah dari KNPI Jawa Barat dan membentuk tim transisi atau karateker yang dikoordinatori Kang Jaenal Mutaqin, dibantu Soma Atmaja, Ibnu Jandi, Suryadi, Ahmad Ganif, Anang Rachmatullah, Nani Abdul Gani dan saya sendiri," kenangnya.

Lalu, kata Jazuli, karateker inilah yang mengantarkan Musda pertama yang memilih ketua Iin Mansyur periode 2003-2005, Tb. Iman Aryadi 2005-2007, Eten Hilman 2007-2010, Aden Abdul Kholik 2010-2013. Nah, dinamika dualisme KNPI di tingkat nasional dimulai saat periode Ketua Umum Azis Syamsudin hasil Kongres Bali dan Ahmad Doli Kurnia hasil kongres Ancol tahun 2008, ini berdampak ke daerah sampai sekarang," tambah Jazuli. (RLS/KNT)

0 Komentar

Type and hit Enter to search

Close