Breaking News

Intrik Politik



Suatu hari saya menonton film animasi anak - anak secara tidak sengaja karena chanel itu yang ngulik anak saya. Filmnya soal kisah Nabi Muhammad saw yang memasang wajah yang sarat dengan ketidaksukaan  terhadap seorang buta yang datang main selonong dan meminta diajarkan tentang Islam.

Kenapa Nabi Muhammad wajahnya kurang suka melihat Si Buta, karena ketika dia datang Nabi Muhammad sedang bersua dengan sejumlah elit dan kalangan kelas atas. Dari sisi manusia wajar karena dalam fikiran Nabi Muhammad saw bahwa kalau sejumlah elit ini masuk Islam maka dakwahnya akan lebih mudah.

Yah, kalau dikaitkan dengan teori komunikasi mereka adalah kelompok rujukan, artinya punya pengikut banyak sehingga kalau mereka ikut maka akan banyak followersny ikut juga. Meringankan dam akan ada akselerasi, kira - kira begitulah fikiran Nabi Muhammad saw.

Mungkin kita pun akan berfikiran sama, tapi ternyata tidak. Singkat cerita turunlah ayat yang menegur keras Nabi Muhammad saw terkait peristiwa ini.

Hikmahnya tentu saja banyak, silahkan Anda tafsirkan masing - masing. Penampilan nyentrik kalau dalam teori komunikasi adalah salah satu simbol yang bisa digunakan untuk sarana komunikasi.

Simbol nyentrik memang bisa mengubah persepsi orang. Ketika kita dihadapkan dua orang yang sama sama tidak kita kenal, tapi yang satu memakai setelan jas lengkap dengan dasi dan sepatu mengkilap sedangkan yang satu pakai kaos, sandal maka persepsi kita pasti akan menganggap orang yang sukses adalah yang memakai setelan jas.

Padahal faktanya belum tentu juga. Itulah mengapa dalam acara acara bisnis panitia sering kali meminta agar peserta memakai setelan jas.

Ga ada yang salah karena bisa jadi pakain nyentrik itu juga untuk menempelkan aura  kesuksesan. Karena itu bagian dari simbol komunikasi dan biasanya simbol itu ada muatan intrik.

Intrik memang punya makna banyak, salah satunya adalah tipu daya. Dan bisa jadi para elit yang menemui Nabi Muhammad saw adalah bagian dari intrik.

Dalam dunia politik intrik pasti terjadi, itulah mengapa dalam dunia politik dilarang memakai kacamata kuda karena akan banyak intrik. 

Apalagi dalam momentum tertentu, seperti pilkada, pemilu atau kasus - kasus tertentu, sudah pasti ada intrik. Terkadang bicaranya A, tapi sebenarnya sasaran tembaknya B.

Terkadang memuji padahal dibalik pujian itu ada racun mematikan, ada ranjau yang siap meledak. Sebagai orang media kasus - kasus seperti ini sering saya temui.

Kalau dalam dunia media sering dikenal ada berita di balik berita. Atau dalam dunia militer kita sering melihat ada lemparan asap. Nyentrik  bukan tidak boleh, tapi mesti waspada jangan - jangan itu intrik.

Penulis | Karnoto
Chief in Editor BantenPerspektif

0 Komentar

Type and hit Enter to search

Close