Pahala itu memangnya seperti apa?" tanya anak - anak. Mereka menginginkan penjelasan yang lebih masuk akal, tidak abstrak, kongkrit dan berwujud sesuai usia mereka tentunya.
Sejak masih kecil kita sudah dikenalkan dengan konsep Surga dan Neraka, pahala dan dosa. Para penghuni Surga adalah orang yang memiliki banyak pahala sedangkan Neraka adalah tempat para pendosa. begitulah informasi yang masuk ke dalam memori otak kita.
Lalu saat kita dewasa dan menjadi orangtua kita pun menyampaikan hal yang sama kepada anak- anak kita. Hanya saja kita lupa bahwa generasi anak kita adalah generasi yang berani menanyakan apa saja yang belum benar-benar dipahami menurut logika mereka.
Dan saat kita menyampaikan penjelasan konsep Surga dan Neraka atau akhirat dengan penjelasan yang sama saat kita kecil dulu kepada mereka maka anak - anak tidak akan menerima mentah - mentah informasi tersebut. Mereka akan bertanya kepada kita perihal konsep tersebut.
"Pahala itu memangnya seperti apa?" tanya anak - anak dalam sebuah perbincangan santai. Dan mereka menginginkan penjelasan yang lebih masuk akal, tidak abstrak, kongkrit dan berwujud sehingga bisa dilihat bentuknya, yah namanya juga anak - anak pasti cara berfikirnya berbeda dengan kita.
Tentu saja ini bukan hal mudah untuk sebagian orangtua. Meskipun sederhana dan terlihatnya mudah. Anak - anak tidak akan puas dengan jawaban seperti yang pernah kita terima waktu kecil. "Perbuatan baik akan ditukar dengan pahala" Penjelasan seperti itu tidak akan masuk dalam kepala anak - anak.
Mereka pasti akan terus mengejar seperti apa bentuk pahala, bagaimana wujud pertukarannya? Bagaimana menukar pahala dengan Surga.
Sampai akhirnya saya punya ide untuk mereka. Dan untuk bisa mencontohkan dalam bentuk nyata maka akhirnya saya memilih dengan tema Korea menjadi negara permisalan. Kenapa? Karena saat ini anak- anak lebih mengenal kartun dan drama Korea dibanding Kartun Amerika atau Jepang.
Saya bertanya kepada anak - anak, "Kalau kita mau ke negara Korea, uang apa yang kita bawa ke sana?'". Mereka menjawab Won. Karena sering melihat program Korea jadi mereka cukup familiar dengan mata uang negara ini sehingga langsung bisa menjawab.
Barulah saya jelaskan kepada mereka perihal surga dan neraka. "Nah begitu pula kalau ingin masuk Surga maka kita harus membeli rumah dulu di Surga. Dan kita membutuhkan "uang". Uang di Surga di akhirat itu yang berlaku adalah mata uang namanya "pahala".
Saya sampaikan juga kepada mereka bahwa semakin banyak pahala yang dimiliki maka akan semakin bagus tempat yang kita tinggali. "Pahala juga tidak hanya bisa ditukar di akhirat, tapi bisa juga ditukar saat kita di dunia," kata saya kepada mereka.
Dengan penjelasan di atas akhirnya anak - anak bisa memahami karena terbayangkan oleh mereka, berwujud yang memudahkan mereka mencerna apa itu pahala.
Semoga tips ini bisa menambah khazanah kita saat bercerita dengan anak - anak yang mungkin kasusnya sama dengan anak saya. Semoga bermanfaat..!
Murniawati
Ibu Rumah Tangga
Alumni Fisika Univ.Sebelas Maret Solo
0 Komentar