BANTENPERSPEKTIF.COM, SOSOK - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan diminta kedutaan besar Turki untuk memberikan kuliah umum di Bahçeşehir Universiteti di Istanbul. Permintaan ini langsung datang dari pihak Turki.
"Saat Dubes Turki menanyakan kesediaan saya untuk memberikan kuliah umum di Bahçeşehir Universiteti di Istanbul. Temanya tentu saja seputar kota dan masa depannya," kata Anies.
Anies pun langsung menjawab akan datang. "Saya jawab: “Bersedia”," kata Anies. Menurut cerita mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta ini, ia datang terlambat ke kampus karena saat Jumaatan ada tambahan agenda dadakan bersama Presiden Turki Erdogan di Masjid Eyub Sultan.
"Siang itu saya datang terlambat di kampus mereka, karena saat jumatan ada tambahan kegiatan mendadak bersama Presiden Erdogan di Masjid Eyub Sultan. Kampusnya terletak di tepi Selat Bosphorus, pemandangan indah dari kampus ke arah selat," cerita Anies.
Dikatakan Anies, setika masuk ruangan, ternyata kuliah umumnya bukan dihadiri mahasiswa, tetapi para guru besar dan dekan di kampus. "Siang ini mereka telah menunggu lebih dari satu jam. Format ruangannya pun seperti untuk diskusi intensif. Terlebih lagi, ketika moderator menyampaikan pembuka, ternyata mereka mengumumkan tema kuliah umum ini soal dunia internasional," terang Anies.
Meski dapat dua kejutan, kata pria yang digadang - gadan akan maju sebagai calon Presiden Indonesia 2024 ini, justru jadi materi diskusi yang menarik. Setelah saya memberikan paparan, kami benar-benar saling tukar pikiran.
"Dengan spektrum tema yang amat luas, dari soal sistem logistik, smart city, konsep pendidikan, perbankan syariah, hingga soal kehadiran kekuatan Tiongkok di Asia dan soal keseimbangan kekuatan militer di Asia," kata Anies
Masih menurut Anies, dialog dan diskusi benar-benar menyenangkan karena deretan pertanyaan dari para guru besar dan dekan itu amat banyak dan variatif. Pertanyaan mereka menggambarkan penguasaan atas kondisi di Asia.
"Diskusi penuh pertanyaan tajam, menantang dan bagus, terasa mencerahkan bagi semua. Diskusipun jadi lebih panjang dari jadwal yang direncanakan," kata mantan Presiden Mahasiswa UGM ini.
Menurutnya, semua merasakan, bukan hanya perjumpaan ide tapi ini merupakan simpul perikatan hubungan antar bangsa: Indonesia dan Turki. Dan tentu saja, dari sini muncul berbagai ide baru, yang bisa jadi bahan untuk terobosan-terobosan. (rls/kar)
0 Komentar