Breaking News

Perang Opini Dizaman Nabi



Apa yang terjadi sekarang dalam konteks perang opini sesungguhnya bukanlah hal baru dalam gerakan Islam, karena perang opini sudah terjadi dimasa Nabi Muhammad SAW.


Dan Rasulullah SAW pun melakukan perang opini untuk melawan opini dari kalangan kafir dengan cara merekrut kadernya yang memang jago dan menguasai soal opini.


Siapa kader Islam dizaman Rasulullah SAW yang ditunjuk Nabi Muhammad untuk memadamkan opini orang - orang kafir saat itu? Dialah Hasan bin Tsabit.


Suatu ketika, Hassan bin Tsabit Al-Anshary diminta oleh Rasulullah SAW dating ke Masjid Nabawi. Sesampainya beliau di Masjid Nabawi, beliau mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW dan para sahabat yang dating lebih dulu.

Nabi Muhammad SAW berkata, “Wahai Hassan, engkau tentu mengetahui yang telah dilakukan kaum musyrikin Mekkah. Karena itu, padamkanlah semangat mereka dengan sajak-sajak syairmu. Sebaiknya bangkitkanlah semangat kaum muslimin dengan sajak-sajakmu.”

Demi Allah yang telah mengutus engkau dengan kebenaran, sungguh aku akan menyakiti orang-orang kafir Mekkah dengan puisi saya, bagaikan sayatan di kulit mereka,” jawab Hassan bin Tsabit spontan.

Hassan bin Tsabit memang dikenal jago syair dan dimasa itu Syair merupakan alat propoganda opini yang paling masyhur dan efektif. Dari syair inilah mereka orang - orang kafir membangun opini citra Islam yang buruk.

Itu pula yang dilakukan Hassan bin Tsabit ketika belum hijrah menjadi seorang Muslim. Dia merupakan seorang penyair yang getol menyerang Islam secara opini.

Dan ketika ia memeluk Islam, ia pun berbalik arah menggunakan kecerdasannya itu untuk membela Islam. Ia memiliki gelar julukan antara lain: Abu Abdurrahman, Abul Walid dan Abul Hussam (bapaknya pedang terhunus) lantaran beliau siaga membela Rasulullah SAW dengan segala apapun kemampuaan yang beliau miliki, terutama lisannya.

Beliau berjihad dengan bersyair melawan para kaum kafirin dan musyrikin, khususnya para penyair yang kontras dengan Islam.

Jadi, kalau ditarik dalam konteks kekinian maka sesungguhnya pertarungan opini atau media bukan hal baru. Masalahnya adalah apakah sekarang ada kader yang memiliki skill seperti Hassan bin Tsabit dimasanya?

Lihat cara Rasulullah SAW merekrut dan mendistribusikan kadernya yang memiliki skill tersebut. Nabi Muhammad tidak main comot, tetapi dia melakukan seleksi dan analisa dari banyak sahabatnya yang memiliki skill tersebut.

Sebelum memilih Hassan bin Tsabit ada sejumlah sahabat yang dinilai punya skill soal itu dihadapkan pada Rasulullah SAW tetapi saat itu Nabi tidak puas dengan sahabat yang dihadapkan tersebut karena dinilai kurang ahli.

"Saya menginginkan yang lebih ahli dari mereka" kata Rasulullah SAW lalu munculah nama Hasan bin Tsabit dan diminta dihdapkan pada Rasulullah SAW dan meminta Hassan memegang posisi tersebut.

Memang cara Nabi Muhammad SAW merekrut tenaga ahli benar - benar selektif dan tidak asal comot. Benar - benar dipilih orang yang menguasai bidang yang akan diberikan kepadanya.

Untuk mendapatkan SDM yang menguasai skill ini tidak semudah mencari sahabat yang menjadi penguasaha yang jumlahnya cukup banyak.

Melihat Squad media dipegang Hassan bin Tsabit orang kafir langsung faham karena memang dia kenal ahli syair sebagai alat untuk membangun opini publik.

Penulis:
Karnoto
Founder ANABerita

0 Komentar

Type and hit Enter to search

Close